BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Saat ini semakin marak
organisasi yang bermunculan dan berkembang di Indonesia . Terlebih semenjak demokrasi
digaungkan. Tidak memandang apakah itu organisasi berbasis agama, sosial dan
kemasyarakatan, pendidikan, hingga organisasi yang komersil., semua berkembang
sedemikian pesatnya. Ada
kalanya organisasi-organisasi tersebut berada pada
titik tertinggi, namun ada kalanya pula mereka berada dititik terendah.
Struktur Organisasi
selalu ditemui dalam sebuah perusahaan atau organisasi dalam berbagai skala, bahkan
menjadi sesuatu yang harus dimiliki. Dengan memiliki struktur organisasi berarti telah
ada gambaran seperti apa bisnis yang akan dijalankan, divisi – divisi dan
posisi – posisi apa saja yang nanti akan ada akan tergambar dengan jelas pada saat ini. Bahkan
beberapa orang beranggapan bahwa seberapa besar bisnis yang akan datang dapat
dibaca dari struktur organisasi yang dimiliki sekarang.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa Pengertian dan Elemen Utama Struktur
Organisasi?
2. Apa Saja Dimensi-dimensi Struktur
Organisasi?
3. Apa Saja Perbedaan organisasi organik , mekanistik , dan birokratik ?
4. Bagaimana konsep struktur yang lebih dinamis menurut model Greiner model Kanz , dan Kahn serta menurut Teori Strukturasi Giddens ?
3. Apa Saja Perbedaan organisasi organik , mekanistik , dan birokratik ?
4. Bagaimana konsep struktur yang lebih dinamis menurut model Greiner model Kanz , dan Kahn serta menurut Teori Strukturasi Giddens ?
1.3
Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Elemen
Utama Struktur Organisasi.
2. Untuk Mengetahui Dimensi-dimensi Struktur
Organisasi
3. Untuk Mengetahui Perbedaan organisasi organik , mekanistik , dan birokratik
4. Untuk Mengetahui konsep struktur yang lebih dinamis menurut model Greiner model Kanz, dan Kahn serta menurut Teori
Strukturasi Giddens ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Elemen Utama Struktur
Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu
susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu
organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan.
Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas
pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana
hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik
harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
Struktur organisasi mengacu pada hubungan di
antara elemen-elemen social yang meliputi orang, posisi, dan unit-unit
organisasi dimana mereka berada Hatch(1997:161), dapat di artikan di sini
bahewa struktur organisasi menjelaskan pengaturan beberapa elemen organisasi
agar berada pada tempat dan fungsinhya masing-masing, sehingga efektif unttuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Menurut Robbins
(1990:5) struktur organisai dapat didefinisikan sebagai how tasks are allocated
, who reports to whom, and the formal coordinating mechanism and interactions
pattern that will be follow. Jadi struktur organisasi mendefinisikan bagaimana
tugas-tugas dialokasikan , siapa melapor kepada siapa , serta
mekanisme-mekanisme koordinasi formal dan pola-pola interaksi yang
menyertainya.
Sebagaimana telah di sebutkan, elemen pokoknya ada tiga
yaitu :
1.
Kompleksitas
Kompleksitas
struktur menggambarkan derajat diferensiasi dalam suatu organisasi, baik
diferensiasi horizontal, vertical maupun spasial. Peningkatan salah satu dari
jenis diferensiasi ini secara otomatis akan menambah kompleksitas struktur
sebuah organisasi. Adapun penjelasan nya yaitu :
1.
Diferensiasi Horizontal
Penyebab
terjadinya diferensiasi horizontal adalah berkembangnya beragam unit dalam
organisasi berdasarkan orientasi pekerjaan, sifat tugas-tugas didalamnya, serta
latar pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas
tersebut. Ketika organisasi membutuhkan unit-unit yang beragam untuk
melaksanakan berbagai pekerjaan yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
sebuah organisasi. Terjadinya proses diferensiasi horizontal diakibatkan Karen
funsi-fungsi dasar technical core ditambah dengan aktivitas-aktivitas pendukung
kemudian ditambah dengana tugas-tugas pemeliharaan ( adaptive function) proses inilah yang mengakibatkan terjadinya
diferensiasi horizontal.
Diferensiasi
horizontal menyebabkan beban lebih berat pada pengelola organisasi untuk
mengoordinasikan aktivitas-aktivitas organisasi dan meningkatkan kesulitan
dalam berkomunikasi diantara satu unit dengan unit lain nya dari adnya
perbedaan – perbedaan tersebut diferensiasi horizontal menghasilkan /
melahirkan spesialisasi dan departementasi. Spesialisasi merujuk pada
pengelompokan aktivitas tertentu yang dilakukan seorang individu dalam suatu
organisasi. Terdapat 2 macam bagian spesialisasi yaitu fungsional dan sosial.
Spesialisasi fungsional dilaksanakan dengan caramemcah pekerjaan menjadi
tugas-tugas yang sederhana dan repetitive. Contohnya pekerjaan merakit mobil di
pecah-pecah menjadi rangkaian pekerjaan yang lebih sederhana dan masing- masing
dikerjakan oleh orang yang berbeda.
Sebaliknya
spesialisasi social merujuk pada spesilaisasi orang. Artinya organisasi
merekrut seseorang yang ahli untuk melakukan jenis-jenis pekerjaan tertentu
yang bersifat khusus. Misalnya menggunakan analisis pasar untuk mengamati dan
membuat prediksi perkembangan pasar. Contoh lain adlah akuntan, ahli hukum .
Baik speialisasi funsional maupun social akan menyebabkan peningkatan
kompleksitas. Kan
tetapi biasanya organisasi membutuhkan metode-metode control dan koordinasi
yang lebih rumit dan lebih mahal, dalam rangka mengendalikan
aktivitas-aktivitas yang telah terspesialisasi tersebut.
2.
Diferensiasi Vertikal
Diferensias horizontal dan vertical memiliki hubungan yang sangat
erat. Meningkatnya diferensiasi horizontal biasanya selalu dibarengi dengan
kebutuhan untuk mengintrol aktivitas-aktivitas yang kian beragam tersebut.
Organisasi kemudian menambah lapisan pengawas atau supervisor ( untuk mengawasi
lapisan pekerja ) . Sama seperti horizontal menigkatnya diferensiasi vertical
akan menambah beban dalam hal control dan koordinasi. Makin banyak lapisan
antara pucuk pimpinan dan pekerja , berarti makin besar kemungkinan terjadi
distorsi informasi, dan makin sulit pula untuk mengkoordinasi
keputusan-keputusan manajerial dan makin sulit bagi pucuk pimpinan untuk
mengawasi kegiatan-kegiatan di level operasional.faktor rentang kendali juga
sangat mempengaruhi yaitu menunjukan berapa orang yang dikendalikan dan berda
dibawah pengawasan seorang supervisor atau manajer.
Antara
rentang kendali yang sempit dan yang luas terdapat kelebihan dan kekurangan nya
masing-masing, Contoh organisasi A memiliki keuntungan , antara lain lebih
mudah mengontrol, beban pengawas lebih ringan ( karena mengendalikan lebih
sedikit orang) dan jenjang karir lebih banyak. Kelemahan nya adlah pada rantai
komunikasi yang terlalu panjang dari atas ke bawah , sehingga koordinasi lebih
sulit, beban pengawas lebih berat dan jenjang karir relative terbatas.
Keuntungan nya adalh kemudahan atau fleksibilitas dalam aliran komunikasi dari
atas ke bawah dan sebaliknya dari bawah ke atas.
Secara
logika rentang kendali yang lebar akan lebih sulit diterapkan pada pekerjaan –
pekerjaan yang membutuhkan fleksibilitas yang tinggi, dibandingkan pekerjaan
yang bersifat rutin dan repetitive. Sebagai contoh, mengawasi dan
mengoordinasikan lima orang insinyur yangs edang
mengerjakan proyek pembangunan jembatan tentu saja jauh lebih sulit, daripada
mengawasi lima
orang kasir yang sednag melayani nasabah bank.
3.
Diferensiasi Spasial
Diferensiasi spasial barang kali sedikit
memiliki kesesuaian dengan pendapat Hatch mengenai struktur organisasi.
Diferensiasi spasial menggambarkan sejauh mana fasilitas dan personeel
organisasi tersebar secara geografis. Organisasi yang memiliki sejumlah kantor
yang tersebar dalam rentang geografis yang luas, tentunya akan menghadapi
kompleksitas yang lebih tinggi daripada organisasi yang hanya terpusat pada
satu atau beberapa lokasi.
Distribusi atau penyebaran lokasi, menurut
Hatch, mengandung masalh sekaigus peluang. Ada keuntungan-keuntungan tertentu
pula, khususnya pansa pasar , menambah keragaman konsumen , memperluas jankauan
produk atau jasayang dihasilkan. Namun ada kerugian
tertentu pula khususnya mengendalikan organisasi.
2.
Formalisasi
Formalisasi menyangkut jumlah atau banyaknya aturan
tertulis dalam suatu organisasi. Tingkat formalisasi cenderung tidak sama dalam
suatu organisasi. Artinya ada pekerjaan tertentu yang mengharuskan tingkat
formalisasi tinggi. Robbins membandingkan antara pekerjaan seorang sales dan
pekerjaan klerikal, dimana pekerjaan pertama menuntut keleluasaan yang lebih
besar mendukung untuk dilakukan formalisasi yang tinggi. Formalisasi dalam
organisasi sebenarnya dapat dilakukan dengan dua pola , yaitu melaui aturan ,
prosedur dan sankksi- sanksi regulative yang disusun oleh pengelola organisasi,
atau melalui rekrutmen terhadap tenaga-tenaga professional yang telah terdidik
dengan nilai-nilai , norma-norma dan pola perilaku sesuai profesi mereka.
Cara pertama formalisasi menghasilkan standar perilaku
yang bersifat eksternal, artinya perilaku kepatuhan yang ditunjukan anggota
adalh berasal dari tekanan luar karena adanya berbagai aturan dan pengawasan.
Cara kedua menghasilkan standar-standar perilaku yang tertanam secara internal
( internalized behavior ) . Artinya
kepatuhan terhadap standar-standar perilaku tertentu adalah sebagai akibat
proses pendidikan atau profesionalisasi.
Teknik – teknik yang biasa dipakai pengelola organisasi
dalam proses formalisasi adalah sebagai berikut :
§ Proses seleksi (selection)
§ Persyaratan jabatan (role requirement)
§ Aturan, prosedur, dan kebijakan (rules,procedures, politicies).
§ Proses pelatihan (training)
§ Ritual (rituals)
3.
Sentralisai
Sentralisasi
dapat didefinisikan sebagai sejauh mana otoritas formal untuk membuat pilihan-
pilihan bebas terkonsentrasi pada seseorang, sebuah unit, atau suatu level
(biasanya berposisi tinggi dalam organisasi), sedemikian rupa sehingga pegawai
(biasanya berposisi rendah) hanya dimungkinkan memberikan input yang seminimal
mungkin dalam pekerjaan. Dibandingkan
dengan kompleksitas dan formalisasi, maka sentralisasi adalah suatu konsep yang
lebih sulit didefinisikan dan banyak diperdebatkan .
Namun harap diingat, sentralisasi tidak
merujuk pada kekuasaan politik dalam organisas. Konsep ini lebih mengacu pada
struktur organisasi. Artinya ukuran- ukurannya pun mengacu
pada struktur. Contoh- contoh lain ukuran sentralisasi adalah :
1.
Proporsi kerja dimana para
pelaksananya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan jumlah areal
atau bidang dimana mereka
berpartisipasi.
2.
Indeks pengukuran yang
menetapkan dimana pusat (focus) pengambilan keputusn berkaitan dengan
kebijakan- kebijakan besar maupun spesifik.
3.
Tingkat sharing informasi
diantara unit- unit dan derajat partisipasi dalam perencanaan jangka panjang.
2.2
Dimensi-dimensi Struktur Organisasi
Tinjauan mengenai struktur organisasi biasanya cukup
memadai dengan menggunakan ketiga parameter di atas, akan tetapi, pada
kasus-kasus tertentu orang ahli organisasi menggunakan pengukuran yang lebih
rinci yaitu: Dimensi- dimensi Struktur Organisasi, lebih jelasnya dapat di
lihat di bawah ini
DIMENSI
|
UKURAN
YANG BIASA DIPAKAI
|
Ukuran
|
Jumlah anggota dalam
organisasi
|
Komponen administratif
|
Persentasi total jumlah
anggota yang menjalankan tanggung jawab
Administrative
|
Rentang Kendali
|
Jumlah bawahan yang menjadi
tanggung jawab seorang manajer.
|
Spesialisasi
|
Jumlah kekhususan yang
dilakukan dalam organisasi
|
Standardisasi
|
Adanya prosedur-
prosedur untukmengatur peristiwa.
|
Formalisasi
|
Sejauh mana aturan,
prosedur, dan komunikasi dilakukan tertulis.
|
Sentralisasi
|
Konsentrasi wewenang
pengambilan keputusan.
|
Kompleksitas
|
Jumlah diferensiasi
vertikal, jumlah unit atau departemen.
|
Delegasi wewenang
|
Rasio antara jumlah
keputusan manajerial spesifik yang didelegasikan pucuk pimpinan dan jumlah
yang diputuskan sendiri.
|
Integrasi
|
Kualitas
kerjasama antar unit yang digunakan untuk menyatukan tujuan.
|
Diferensiasi
|
Jumlah fungsi-
fungsi khusus yang dijalankan dalam organisasi
|
2.3 Perbedaan
Organisasi Organik, Mekanistik dan Birokratik
Model dasar
organisasi berdasarkan karakteristik strukturalnya dapat dikelompokkan secara
sederhana menjadi tiga bentuk yaitu organisasi mekanistik, organik dan
birokratik.
Dua tipe yang
pertama yaitu organic dan mekanistik adalah saling berlawanan. Organisasi birokratik memiliki banyak
kemiripan dengan organisasi mekanistik. Dimensi kompleksitas dan formalisasinya
sama – sama tinggi.
Kompleksitas dan formalitas merupakan dua
dimensi yang relative paling mudah terlihat dalam suatu organisasi. Padahal
pembeda kedua tipe struktur ini adalah
pada sentralisasi. Sementara itu sentralisasi lebih sulit diamati karena
kita harus mengetahui cukup mendalam tentang suatu organisasi untuk bisa
menilai sejauh mana pengambilan keputusan di dalamnya tersentralisasi. Jadi
perbedaan yang lebih jelasnya bahwa organisasi birokratik dicirikan oleh
desentralisasi wewenang pengambilan keputusan, sementara organisasi mekanik
dicirikan oleh sentralisasi.
Tiga Tipe Utama Struktur Organisasi
Kompleksitas formalisasi sentralisasi
Organik : rendah rendah rendah
Mekanistik :
tinggi
tinggi tinggi
Birokratik : tinggi tinggi rendah
Ini adalah ukuran relatif.
Jadi ukuran tinggi dan rendahnya kompleksitas, formalitas dan sentralisasi
berlaku ketika membandingkan organisasi dengan ukuran yang lebih kurang sama.
2.4 Macam-macam Model
Konsep Struktur
Ø Menurut Larry Greiner ada 5 tahap Model Pertumbuhan Organisasi,
yaitu:
- Tahap kreatifitas
Kreativitas para pendiri organisasi
merupakan tahap awal dari evolusi suatu organisasi.Bentuk kreativitas ini
biasanya dalam mengembangkan produknya dan pasar.Desain organisasi pada tahap
ini masih berupa struktur sederhana dan pengambilan keputusan dikontrol oleh
manajer-pemilik atau top manajemen. Komunikasi antar tingkatan di dalam organisasi
berlangsung intensif dan informal. Krisis yang muncul pada tahap awal
pertumbuhan organisasi adalah krisis kepemimpinan.
- Tahap pengarahan
Pada tahap pengarahan desain
organisasi makin birokratis, komunikasi antar tingkatan menjadi formal dan
spesialisasi pekerjaan mulai diterapkan, seperti aktivitas produksi dan
pemasaran.Pengambilan keputusan pada tahap ini bermuara pada manajemen baru dan
manajer tingkat bawah tidak diikut sertakan. Keadaan ini akan menimbulkan
krisis otonomi, dimana manajer tingkat bawah akan mencari pengaruh yang lebih
besar di dalam pengambilan keputusan.
- Tahap pendelegasian
Pada tahap pendelegasian manajer
tingkat bawah mempunyai otonomi yang lebih besar dalam menjalankan aktivitas
unit kerjanya, sedangkan top manajemen lebih berkonsentrasi pada perencanaan
strategis jangka panjang. Krisis yang muncul dari tahap pendelegasian adalah
krisis kontrol.
- Tahap koordinasi
Tahap ini muncul sebagai akibat dari
krisis kontrol pada tahap pendelegasian. Koordinasi sangat diperlukan oleh manajer
lini dari unit-unit staf dan kelompok-kelompok produk dalam menjalankan
fungsinya. Namun adanya koordinasi juga menimbulkan konflik garis-staf yang
menyita banyak waktu dan energi, sehingga muncul krisis birokrasi.
- Tahap kerjasama
Kerjasama yang kuat antar individu di
dalam organisasi merupakan jalan keluar dari krisis birokrasi pada tahap
koordinasi.Budaya organisasi menjadi substitusi bagi kontrol formal manajemen
organisasi.
Ø Menurut Katz dan Kahn
Kebanyakan interaksi kita dengan
orang lain merupakan tindakan komunikatif
(verbal/non verbal , bicara/diam). “Komunikasi – petukaran informasi dan
transmisi makna – adalah inti suatu sistem sosial atau suatu organisasi”.
Termasuk dalam bentuk-bentuk interaksi sosial seperti penggunaan pengaruh,
kerja sama penularan social atau peniruan dan kepemimpinan yang dimasukkan
dalam konsep organisasi. Teori sistem sosial Katz dan Kahn, pendapat mereka
bahwa struktur sosial berbeda dengan struktur mekanis dan biologis.
Ø Menurut Giddens
Menurut Giddens,
teori strukturasi merupakan teori yang menepis dualisme (pertentangan) dan
mencoba mencari pertautan setelah terjadi pertentangan tajam antara struktur
fungsional dengan konstruksionisme-fenomenologis. Ada dua pendekatan yang
kontras bertentangan, dalam memandang realitas sosial. Pertama, pendekatan yang
terlalu menekankan pada dominasi struktur dan kekuatan sosial (seperti,
fungsionalisme Parsonian dan strukturalisme, yang cenderung ke obyektivisme).
Kedua, pendekatan yang terlalu menekankan pada individu (seperti, tradisi
hermeneutik, yang cenderung ke subyektivisme). Giddens tidak puas dengan teori
pandangan yang dikemukakan oleh struktural-fungsional, ia ingin mengakhiri
klaim-klaim keduanya dengan cara mempertemukan kedua aliran tersebut.
Giddens menyelesaikan debat antara dua teori yang menyatakan atau berpegang bahwa tindakan manusia disebabkan oleh dorongan eksternal dengan mereka yang menganjurkan tentang tujuan dari tindakan manusia. Struktur bukan bersifat eksternal bagi individu-individu melainkan dalam pengertian tertentu lebih bersifat internal.
Giddens menyelesaikan debat antara dua teori yang menyatakan atau berpegang bahwa tindakan manusia disebabkan oleh dorongan eksternal dengan mereka yang menganjurkan tentang tujuan dari tindakan manusia. Struktur bukan bersifat eksternal bagi individu-individu melainkan dalam pengertian tertentu lebih bersifat internal.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Struktur Organisasi adalah suatu
susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu
organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan.
Struktur Organisasi memiliki 3 elemen
pokok yaitu :
- Kompleksitas
2.
Formalisasi
3.
Sentralisai
Organisasi organic dan mekanistik
adalah Organisasi yang saling berlawanan sedangkan Organisasi
birokratik memiliki banyak kemiripan dengan organisasi mekanistik. Dimensi kompleksitas dan formalisasinya
sama – sama tinggi. Kompleksitas dan formalitas merupakan dua dimensi yang
relative paling mudah terlihat dalam suatu organisasi. Padahal pembeda kedua
tipe struktur ini adalah pada
sentralisasi. Sementara itu sentralisasi lebih sulit diamati karena kita harus
mengetahui cukup mendalam tentang suatu organisasi untuk bisa menilai sejauh
mana pengambilan keputusan di dalamnya tersentralisasi. Jadi perbedaan yang
lebih jelasnya bahwa organisasi birokratik dicirikan oleh desentralisasi
wewenang pengambilan keputusan, sementara organisasi mekanik dicirikan oleh
sentralisasi.
Saran
Kami dari tim penyusun sangat
mengharapkan dengan adanya makalah mengenai Struktur Organisasi, para pembaca
dapat memahami Struktur Organisasi yang ada di Indonesia sekaligus tentang
perkembangannya. Kami juga mengharapkan setelah di bacanya makalah ini, kami
berharap kita semua dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
wacana.ui.ac.id/index.php?option=com_rubberdoc&view...
http://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/model-dan-teori-organisasi/
Kusdi.2009.Teori Organisasi dan Administrasi.Jakarta : Salemba Humanika